Minggu, 22 Januari 2012

Apakah teknologi selalu berguna ?

Tidak semua teknologi selalu berguna, bagi internal perusahaan maupun bagi pelanggan dan pemegang saham. Dalam hal ini dengarlah kata bijak bagian human resources : hanya human resources yang bermanfaat saja yang dipelihara, karena itu disebut sebagai human capital. Tetapi di sisi lain, belanja teknologi dan aplikasi kadangkala kurang cermat sehingga dibutuhkan aplikasi lain untuk tetap memperlancarnya. Bahkan kadangkala aplikasi yang sudah digunakan yang pengadaannya dengan effort yang luar biasa, ternyata tidak dapat digunakan. Tentunya lebih berat menyingkirkan orang daripada menyingkirkan teknologi.

Atau konyolnya, teknologi  yang digunakan ternyata justru mengelabuhi pemegang saham dan seisi perusahaan. Buku Good to Great mengambil contoh drugstore.com, yang merupakan apotek internet pertama vs Walgreens apotek tradisional. Menjual teknologi web, drugstore langsung melejitkan penjualan saham sejak 28 Juli 1999. Beberapa detik saja sejak penjualan pertama saham kepada publik harganya melonjak tiga kali lipat. Saat itu perusahaan baru berjualan  sembilan bulan, karyawan kurang dari 500 orang, tidak berjanji untuk memberikan deviden dalam beberapa tahun ke depan, dan merencanakan rugi beberapa ratus juta dolar. Dalam waktu empat minggu drugstore.com dapat mengumpulkan modal $3.5 miliar. Situasi saat itu seolah-olah dengan label "teknologi baru" menjadi mantera untuk mendapat ratusan juta dolar, tanpa berbuat apapun, tidak menghasilkan laba, atau bahkan tidak memiliki perusahaan yang sebenarnya. Seseorang telah mengaku kepada industry standard bahwa pada bulan Maret 2000 dengan informasi pada web dan rencana bisnis yang dicantumkan, telah go public untuk mengumpulkan 1.1 juta saham dengan harga $7 sampai $9 per saham. Tidak ada penghasilan, tidak ada karyawan, tidak ada pelanggan dan tidak ada perusahaan.
Walgreen merespons dengan "kami adalah perusahaan yang merangkak, berjalan dan berlari" kata Dan Jorndt kepada Forbes. Pendekatan yang hati-hati dibuat dengan keyakinan "kami yakin akan menang sebagai perusahaan hebat melalui internet, tetapi kami melihat fakta brutal dalam internet". Komentar pun berdatangan, "aduh Walgreens, kalian terlalu tua untuk dunia internet". Namun diam-diam Walgreens mempersiapkan segalanya, hingga meluncurkan website yang sama bagusnya dengan amazon.com. Masukkan resep secara online, sambil lalu lewati drive through Walgreens, dan nyaris tanpa berhenti Anda dapat mengambil obat apapun bentuknya. Tidak ada gerakan maju tiba-tiba, tidak ada dusta, tidak ada mulut besar, hanya pemahaman secara hati-hati, diikuti dengan langkah-langkah ke depan yang tenang. Akhirnya harga saham Wallgreens dapat naik dua kali lipat dalam setahun, dan lowongan pekerjaan yang terus naik untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan.
Sementara di drugstore.com, terus terjadi akumulasi kerugian, mengumumkan PHK, dan harga saham yang nyaris tidak bernilai. Perusahaan ini berubah dari berlari, berjalan, kemudian merangkak.

Perusahaan hanya akan menjadi perusahaan hebat bila dapat membayangkan cara menerapkan teknologi pada konsep yang masuk akal, yang mencerminkan pemahaman sebagai berikut: Teknologi adalah pemercepat momentum, jangan dijadikan sebagai pencipta momentum. Tetap saja pemahaman  proses yang masuk akal yang dapat dipercepat merupakan hal yang mendasar untuk suksesnya penerapan teknologi.Tentu saja teknologi itu penting, kita tidak bisa terus tertinggal dalam teknologi dan berharap menjadi hebat, tetapi teknologi itu sendiri tidak menjadi penyebab utama kehebatan atau kehancuran perusahaan, teknologi adalah pemercepat saja.