Rabu, 10 Agustus 2016

Memulai Smart City (1)

Pengantar

*draft*

Sebuah kota, sebagai area dengan komunitas yang banyak, tentu sudah memiliki sistem kehidupan. Mulai dari lalulintas, pendidikan, perijinan, tata ruang dan lingkungan, pemerintahan, kehidupan beragama, dan sebagainya. Sebuah multi sistem yang dijalankan oleh multi komunitas. Sistem ini tentunya telah berjalan, namun tantangannya adalah bagaimana sistem ini menjadi semakin efektif dan efisien sehingga penghuni kota merasa lebih aman, lebih nyaman dan kesinambungan kehidupannya semakin terjamin. Visi semacam ini dewasa ini dimasukkan dalam konsep yang dinamakan "smart city". Jadi smart city adalah sebuah kota yang kehidupan warganya menjadi lebih aman, lebih nyaman dan lebih berkesinambungan, dengan menerapkan "sesuatu" sehingga lebih efektif dan efisien. Smart city yang diterapkan di desa namanya menjadi smart village, yang diterapkan di kabupaten namanya menjadi smart region, yang diterapkan di provinsi namanya smart province, dan yang diterapkan oleh suatu negara kita sebut smart nations. Kalau kita balik, smart nations terdiri dari banyak smart province. Smart province terdiri dari banyak smart region, atau smart city. Smart city terdiri dari banyak smart village. Smart village terdiri dari smart cluster. Smart cluster terdiri dari beberapa smart family. Smart family meliputi smart people, smart home, smart tools, smart ....  dan semakin banyak smart yang ditempelkan.

Biasanya untuk kemudahan, smart city akan dikatikan dengan penggunaan teknologi IT. Mengapa demikian ? Karena yang mudah diukur. Akhirnya smart city ada yang mengukur dengan seberapa besar bandwidth internet yang digunakan oleh sebuah kota dan juga seberapa banyak aplikasi yang sudah dimiliki oleh sebuah kota. Walaupun ini tidak sepenuhnya salah, karena memang kebanyakan smart city mengandalkan teknologi IT untuk memudahkan kehidupan warganya, semoga nanti bahasannya bisa sampai ke sana.

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa tidak semuanya membutuhkan teknologi canggih. Teknologi yang sudah ada, asalkan dapat diterapkan dengan baik juga akan membuat kota menjadi smart. Jadi teknologi tepat guna yang dibutuhkan untuk menjadi smart city. Dalam tulisan ini akan disampaikan bagaimana memulai smart city dengan frame yang sangat sederhana, yakni membangun smart city dengan memperhatikan tiga aspek : manusia, tata cara dan teknologi. Atau People, Procedure dan Technology. Bagaimana mendorong kombinasi tiga hal ini menjadikan sebuah kota sebagai smart city ?

Gambar 1. Frame Membangun Smart City

Dalam sebuah seminar yang membahas Smart City di Surabaya bulan lalu, salah seorang penanya menggebu-gebu bertanya kepada narasumber, "kota saya berdekatan dengan sebuah kota yang sangat smart - hampir semua award smart city diraih kota tetangga - saya jadi malu tinggal di kota saya. bagaimana kami harus memulai agar segera menjadi smart city ?"  Ini adalah pertanyaan yang menarik, karena hampir semua narasumber memaparkan implementasi dan manfaat smart city di masing-masing kotanya, tanpa menceritakan bagaiaman memulainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar