Selasa, 05 Oktober 2021

Simplified Strategy Management Frame

Pengantar

Melakukan manajemen terhadap strategi merupakan tugas para leader. Para leader melakukannya secara sadar maupun tidak sadar.  Bagi kita yang sedang mempelajari leadership akan menjadi penting memahami frame manajemen strategi. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di lapangan, baik sebagai yang dipimpin maupun yang memimpin, saya sederhanakan frame manajemen strategi dalam tulisan ini. Isinya bukan hal baru, tetapi saya belum melihat sebuah buku yang menyusun frame manajemen strategi menjadi se-sederhana ini. Penyederhanaan ini semoga bisa mendorong para pembaca untuk melihat alternatif perbaikan dari cara kerja strategi menajemen yang kita kuasai saat ini. Yang biasanya menggunakan frame SSA-SF-SI-SEC dalam manajemen strategi, dengan tulisan ini diharapkan tertantang untuk memiliki cara yang lebih baik lagi. Semoga berguna, terutama bagi para pembelajar di lapangan seperti saya. Dan tentu mohon dikoreksi bagi para guru manajemen. Serta memberikan feedback bagi yang berkenan.

Frame Manajemen Strategi

Strategi adalah cara untuk mencapai sesuatu, kebanyakan dalam bisnis. Tentu perlu ditetapkan tujuan dari bisnisnya itu sendiri. Paling mudah mengungkapkan tujuan bisnis adalah dengan balanced scorecard yang terdiri dari aspek finansial, aspek bisnis proses, aspek customer, dan aspek sdm learning & growth. Balanced scorecard ini juga dapat digunakan untuk membantu analisa situasi eksisting. Tentu saja balanced scorecard akhir yang diungkapkan mesti memiliki pernyataan mau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.


  
Apabila sudah berhasil mendefinisikan balanced scorecard awal (BSC Awal) dan balanced scorecard akhir (BSC Akhir) dengan baik, maka ini akan menjadi pedoman bagi kita untuk menyusun strategi di tengahnya. Bisa disebut BSC Akhir sebagai Imagine, BSC Awal sebagai Focus dan prosesnya sebagai action, sehingga selaras dengan konsep IFA - Imagine Focus Action.

Untuk memastikan bahwa BSC akhir pada masanya masih sesuai dengan kondisi pada saat itu, maka bisa dilakukan dengan mempertajam purpose dari organisasi bisnis yang dibahas. Misalnya, dalam situasi di masa mendatang life style millennium masih menjadi pendorong ataukah sudah berubah menjadi healthy life yang akan jadi penggerak utama. Sehingga mungkin definisi purpose, visi dan misi organisasi bisnis diubah agar sesuai dengan situasi masa mendatang. 

Balanced Scorecard
Sebagai contoh membuat BSC kita bisa pilih indikator utama performansi, misal untuk sebuah perusahaan pelayanan publik Financial dengan indikator revenue per bulan, Customer dengan indikator jumlah pelanggan, Internal Business Process dengan indikator lama pasang baru layanan, dan Human Resources Learning & Growth dengan indikator revenue per karyawan.  Untuk memahami BSC ini silakan dibaca web ini. Pada tulisan berikutnya insyaallah akan saya sampaikan bagaimana memahami laporan keuangan sebuah perusahaan, yang pada prinsipnya terdiri dari tiga hal : laporan profit & loss, neraca, dan cash flow. 

SWOT Analysis
Tools yang sering digunakan adalah SWOT Analysis, yang memetakan kondisi perusahaan dalam empat kelompok Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Yang dua pertama adalah hasil internal factors analysis dan dua sisanya adalah external factors analysis.   

Gambaran Frame Manajemen Strategi (simplified)

Untuk menggambarkan internal factors secara sederhana adalah menggunakan PPT-analysis. People-nya apakah positif atau negatif, Procedure-nya positif atau negatif, dan Tools-nya positif atau negatif. Level kedalamannya memang tergantung kita dan kasus yang dihadapi, namun secara sistematis bisa dibuat dengan melihat kompetensi people, organisasi people, culture people, dan seterusnya, yang nanti dapat diubah dengan iterasi sesuai proses strategy frame berikutnya. Demikian juga toolsnya, apakah mau cek semua tools atau tools yang penting saja.

Untuk menggambarkan external factors dengan cepat dapat digunakan PETS analysis. Pengaruh Political, Economical, Technology dan Social terkait dengan perusahaan atau produk yang menjadi objek. 

TOWS Analysis
Matriks SWOT dapat dipetakan dengan TOWS analysis, sehingga dapat dilihat keputusan dan gambaran besarnya upaya yang harus dilakukan ketika memilih strategi. Upaya yang paling mudah adalah ketika strategi yang dipilih pada kolom MAXI-MAXI, kita punya strength dan kita punya opportunity. Misal pengembangan produk yang peoplenya sudah tersedia dan kompeten dengan regulasi pemerintah yang mendukung produk itu, strateginya akan lebih mudah. 

Namun bukan berarti pada kolom yang lain kita tidak punya peluang, hanya ceritanya akan lebih panjang ketika keputusan diambil pada kotak WEAKNESS / THREAT, atau MINI-MINI. Modal perusahaan mungkin akan dikuras untuk melakukan upaya ini. Misal jika peoplenya belum tersedia dan lisensinya dimiliki perusahaan lain, maka kita harus mendidik people dan mengerahkan modal untuk mengakuisisi atau merger atau konsolidasi dengan perusahaan pemilik lisensi.

Output dari TOWS analysis terhadap sebuah produk bisa berupa pilihan beli dari pemilik lain, perbaiki yang kita punya, atau dimatikan saja. Jika terhadap perusahaan bisa juga akuisisi, merger atau restrukturisasi. Akuisisi adalah proses pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Merger adalah pembentukan perusahaan baru dari dua perusahaan. Restrukturisasi perusahaan adalah penyusunan ulang sistem pengelolaan perusahaan yang di dalamnya termasuk pengelolaan modal dan manajemen.

Analisa Risiko
Analisa risiko menghasilkan action plan. Dengan memulai dari analisa risiko, maka action plan lebih terarah. Agar sales meningkat maka kita perlu menambah dan meningkatkan kompetensi sales force. Namun risikonya kita butuh biaya untuk menggaji sales force dan memberikan pelatihan yang membutuhkan biaya. Alternatifnya adalah melakukan diversifikasi cara penjualan, misal dengan cara jualan melalui media digital. Namun tidak semua demand terbiasa dengan media digital, sehingga diambil risiko terbaiknya, mungkin ada penambahan sales force untuk demand yang tidak terbiasa dengan media digital dan tetap menggunakan media digital untuk demand yang lebih terdidik. 
Dengan memperhatikan analisa risiko maka diharapkan program yang efektif dan terukur yang dipilih sebagai action plan. 

Mitigasi Risiko
Setiap action plan selalu ada risikonya. Ada risiko yang bisa dihandle oleh perusahaan, ada yang harus berhadapan dengan pihak lain, misalnya pemegang saham. Ketika banyak biaya digunakan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan demi memiliki lisensi produk, maka pemegang saham akan mempertanyakan dividen yang berkurang. Agar tidak menimbulkan risiko yang lebih besar, maka perusahaan perlu menginformasikan kepada pemegang saham perhitungan peningkatan dividen akan terjadi pada periode kapan, apakah semakin besar dan perusahaan semakin membaik. Komunikasi ini merupakan salah satu bentuk mitigasi. Selain itu secara internal, terhadap proses, people dan teknologi serta mitra yang tidak selaras dengan strategi baru perlu didefiniskan ulang.

Purpose, Visi, Misi
Purpose, visi dan misi akan menjadi acuan kebijakan bagi perusahaan, sehingga ketika terjadi perubahan strategi sehingga acuan ini harus diubah, maka perlu dilakukan penyesuaian. Perubahan strategi ini membawa proyeksi kondisi perusahaan di masa mendatang, sehingga perubahan acuan kebijakan jika dikawal dengan baik akan membuat perusahaan siap menghadapi kondisi yang akan datang.


1 komentar:

  1. Keren mas Sinung,, sebaiknya if talking about strategic we have to use the above terminology and I think its a minimal... smoga barokah

    BalasHapus