Rabu, 17 Agustus 2022

Bogor .. Semangat pagii...

Brizwalk di Bogor menyenangkan, apalagi pagi ini tidak hujan.

Penanggungjawab infrastruktur Bogor, Jakarta dan sekitarnya... 
Diskusi bersama team teknisi Bogor, meliputi para Manager, pengajar di Fiber Academy dan pak General Manager di Bogor
Mengapa instalasi harus sesuai spesifikasi dan bagaimana agar bisa sesuai spesifikasi...

Rabu, 10 Agustus 2022

Rute Adaptif Menggunakan Algoritma Genetik pada Network Telekomunikasi

 yee. judul yang keren ya. Ini untuk mengingat kembali bahwa artificial intelligence sangat membantu manusia, apalagi yang juga terkait dengan mesin. Berikut saya copas dari makalah Proceeding, Seminar of Intelligent Technology and Its Applications (SITIA 2001) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, May 1, 2001.


Rute Adaptif Menggunakan Algoritma Genetik pada Network Telekomunikasi

 

Wibowo, S.1, Ahmad, A.S.2, Adijarto, W.2, Wahyudianto, S.3

 

1 Unit Pengelola Network Regional Jawa Timur, PT. Telekomunikasi Indonesia,

E-mail : sinung@telkom.co.id

2 Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung,

E-mail : asa@isrg.itb.ac.id, waskita@itb.ac.id

3 Manajemen Performansi Network, PT. Telekomunikasi Indonesia,

E-mail : sugengw@telkom.co.id

 

Abstrak

Penelitian yang dilaporkan pada makalah ini difokuskan pada pembuatan tabel rute network telekomunikasi yang adaptif dengan menggunakan algoritma genetik. Suatu model network 12 sentral telepon yang saling dihubungkan oleh 411 trunk group dipilih sebagai objek penelitian. Rancangan rute adaptif dibuat berdasar data trafik bulk setiap 5 menit yang diterima oleh Network Traffic Management Center.

Algoritma genetik menerapkan prinsip evolusi mahluk hidup.Kromosom dalam populasi menyatakan nomor-nomor trunk group pembentuk tabel rute pada model network. Pada populasi dilakukan operasi genetik (seleksi, rekombinasi, mutasi, regenerasi) untuk memperoleh kromosom baru yang mempunyai fitness lebih baik. Melalui serangkaian uji coba, dipilih parameter yang sesuai untuk menyelesaikan masalah ini, yakni: laju rekombinasi sebesar 0.9; laju mutasi sebesar 0.1 dan besar populasi  10 dengan regenerasi sebanyak 14.

Efektivitas rute adaptif diukur melalui besarnya network loss pada simulator network. Simulasi dilakukan dengan beban trafik per 5 menit selama 7 hari yang terjadi pada model network. Penerapan rute adaptif menghasilkan network loss sebesar 0.919%, lebih baik dibandingkan dengan network loss sebesar 5.975% pada penerapan rute statis. Pengujian melalui penambahan beban trafik menunjukkan bahwa kecilnya network loss dapat dipertahankan oleh rute adaptif walaupun trafiknya meningkat hingga 117.59%.

 

KATA KUNCI: rute adaptif, algoritma genetik, network telekomunikasi, trafik bulk, network loss

 


1.     Pendahuluan

Antisipasi terhadap dinamika beban trafik pada network telekomunikasi sudah banyak dilakukan secara terpusat oleh Network Traffic Management (NTM), misalnya dengan pengubahan tabel rute pada sentral telepon[1]. Pengubahan tabel rute dari NTM dapat dilakukan secara manual, menggunakan preplan atau menggunakan scheduler[1]. Preplan diaktifkan oleh threshold yang dipasang terhadap parameter network yang diterima NTM. Scheduler diaktifkan oleh waktu. Pengubahan tabel rute oleh preplan maupun oleh scheduler dirancang berdasarkan hal-hal yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi hal-hal yang diluar perkiraan diperlukan rute adaptif.


 

2. Pembatasan Masalah dan Asumsi

 

Model network yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 12 sentral yang saling dihubungkan secara mesh oleh 411 trunk group. Sentral-sentral tersebut dihubungkan ke NTM dan mengirimkan data kondisi sentralnya ke NTM setiap 5 menit. Sentral-sentral tersebut juga dapat diperintah untuk mengubah tabel rutenya melalui NTM.  Data sentral yang dikirimkan di antaranya adalah jumlah panggilan dan besar trafik pada setiap sentral dan trunk group, keberhasilan dan kegagalan panggil pada setiap sentral dan trunk group, serta informasi kondisi sentral dan trunk group itu sendiri[1].

 

Rute adaptif yang diusulkan diterapkan pada simulator network, dengan data trafik secara bulk. Simulator telah dibuat dengan pemrograman berorientasi objek. Untuk menghitung besaran trafik yang akan dibuang akibat kekurangan dimensi trunk group, digunakan rumus Erlang-B[1][2][3]. Pelimpahan trafik diperhitungkan mengguna-kan metode Wilkinson[1][2][3]. Penggabungan trafik yang satu tujuan dari beberapa sentral dilakukan melalui penambahan besar trafik dan jumlah panggilan. Trunk group pada model network hanya memuat trafik satu arah (one way).

 

Gbr 1. Model network telekomunikasi

 

Data dummy dipergunakan pada distribusi trafik per tujuan panggil, 411 trunk group, 48228 sirkit penyusun trunk group, tabel rute statis. Beban trafik sebesar 110%, 125% dan 150% dari aslinya dipergunakan untuk pengujian model.

 

3. Tabel Rute dan Matrik Trafik

 

Tabel 1. Contoh tabel rute

Asal

Tujuan panggilan

Urutan

Tujuan ogTgrp

OgTgrp

JKT2

BD 

1

BD 

hotd

JKT2

BD 

2

BD 

2oto

JKT2

BD 

3

BD 

foto

JKT2

BD 

4

JKT3 

fotp

 

Tabel rute yang ada pada setiap sentral, dipergunakan sebagai pedoman penyaluran trafik. Tabel 1 adalah contoh tabel rute pada sentral JKT2, yang menunjukkan 4 pilihan trunk group untuk menyalurkan trafik dari JKT2 ke BD dengan urutan hotd, 2oto, foto dan fotp. Tiga trunk group pertama adalah trunk group langsung JKT2 -BD, sedangkan yang terakhir adalah trunk group transit melalui JKT3.

 

Matrik trafik menggambarkan potensi trafik yang hendak dilewatkan dari satu sentral ke sentral lainnya[2][3].

 

 

4. Network Loss

 

Sebagai ukuran efektivitas penerapan rute adaptif dipilih parameter network loss. Network loss adalah perbandingan antara jumlah panggilan yang tidak dapat diteruskan ke sentral tujuan, karena jalur yang ditunjuk tidak mencukupi untuk dilewati, terhadap jumlah panggilan yang hendak diteruskan[1].

 

5. Algoritma Genetik

 

Dalam algoritma genetik, himpunan solusi yang mungkin dikodekan dalam format yang sesuai, dan disebut sebagai populasi. Setiap solusi yang merupakan satu set rute disebut individu[4][5]. Algoritma genetik menggunakan operasi genetik (rekombinasi dan  mutasi) dan proses evaluasi dan seleksi terhadap populasi tersebut. Suatu fungsi fitness akan dipergunakan untuk menentukan individu yang dapat hidup dalam proses regenerasi berikutnya, hingga diperoleh individu yang terbaik. Individu yang terbaik ini akan diterjemahkan kembali menjadi satu set rute sebagai solusi permasalahan.

 

5.1 Proses Algoritma Genetik

 



Gbr. 2. Proses Algoritma Genetik

 

5.2 Fungsi Fitness

 

Fitness menggambarkan kesesuaian individu dengan masalah yang dihadapi[4][5]. Dalam hal ini fitness dirumuskan pada persamaan (1).

 

Fitness=1-LossNet                                      (1)

 

Jika sebuah individu diterapkan pada network sebagai tabel rute, maka pada setiap sentral dapat dihitung jumlah panggilan yang dapat dilewatkan per jurusan panggil. Subfitness merupakan perbandingan jumlah panggilan yang berhasil diteruskan dari satu sentral ke suatu tujuan panggil.

 

5.3 Populasi Awal

Populasi awal dibuat dengan lebih dahulu memilih trunk group yang langsung, baru dilengkapi dengan trunk group yang tidak langsung untuk setiap jurusan pada setiap sentral. Tabel rute yang sedang aktif juga menjadi salah satu individu dalam populasi awal.

 

5.4 Proses Rekombinasi

 

Berdasar subfitness, bagian-bagian individu induk akan dikelompokkan untuk membentuk individu baru. Proses rekombinasi diperlihatkan pada gambar 3.

 

Gbr 3. Proses rekombinasi

 

5.5 Proses Mutasi

 

Proses mutasi dilakukan dengan menggunakan prosedur reciprocal exchange mutation pada bagian dari individu. Proses mutasi diperlihatkan pada gambar 4.

 

Gbr 4. Proses mutasi

 

5.6 Audit Rute

 

Agar individu yang dihasilkan dalam proses genetik tidak menjadi tabel rute yang salah, maka diperlukan prosedur audit rute. Prosedur audit rute ini adalah memeriksa dan mengoreksi agar tidak terjadi pengulangan pada urutan nomor trunk group dalam tabel rute ataupun tersisipnya bilangan yang bukan nomor trunk group. Perhitungan fitness individu dilakukan setelah individu tersebut diaudit.

 

 

5.7 Regenerasi

 

Dalam regenerasi dipilih individu dengan fitness yang paling baik di antara populasi generasi awal dan generasi baru. Karena jumlah individu pada setiap generasi adalah tetap, maka individu yang memiliki fitness rendah akan dibuang.

 

 

6. Parameter Algoritma Genetik

Parameter algoritma genetik yang penting  adalah laju mutasi, laju rekombinasi besar populasi dan banyaknya regenerasi. Dengan cara empiris diperoleh laju mutasi 0.1, laju rekombinasi 0.9, besar populasi 10 dan regenerasi 14 sebagai parameter yang terbaik untuk pembuatan tabel rute yang adaptif pada model network yang dipergunakan.

 

7. Pengujian

 

Data pengujian adalah data trafik pada model network yang dikumpulkan oleh NTM setiap 5 menit selama 7 hari. Pengujian pertama dilakukan dengan membandingkan loss network pada network yang menerapkan rute statis dengan loss network yang menerapkan rute adaptif, dengan beban yang sama. Jumlah panggilan telepon dari data pengujian adalah 74.281.363 call.

 

Total loss call dengan tabel rute dummy yang statis selama satu minggu adalah 4.438.475 call, atau 5.98% terhadap potensi panggilan yang hendak dilewatkan. Penerapan rute adaptif dengan algoritma genetik pada network dengan beban yang sama menurunkan loss call menjadi 682.801 call, atau 0.92% terhadap potensi panggilan yang hendak dilewatkan.

Pengujian rute adaptif pada network beban trafik yang ditingkatkan hingga menjadi 110%, 125% dan 150% menghasilkan loss call sebesar 1.699.539 call, 9.914.717 call, 18.399.356 call atau 2.04%, 10.68%, 16.51% terhadap potensi panggilan yang hendak dilewatkan.

Waktu komputasi untuk mengatur tabel rute adaptif pada saat beban trafik 100% secara rata-rata adalah 138 detik, dengan maksimal 1077 detik. Pada saat beban trafik 125% waktu komputasi secara rata-rata adalah 387 detik, dengan maksimal waktu 1672 detik. 

Gbr 5. Network loss pada rute adaptif

Tabel 2. Network loss akibat penambahan beban trafik

LossNetwork

Origin

Traf100

Traf110

Traf125

Traf150

loss>1%

1381

108

126

667

1208

 

68.5%

5.4%

6.3%

33.1%

59.9%

loss>3%

1126

106

126

664

1179

 

55.9%

5.3%

6.3%

32.9%

58.5%

loss>5%

830

106

126

662

1149

 

41.2%

5.3%

6.3%

32.8%

57.0%

loss>10%

61

60

116

603

923

 

3.0%

3.0%

5.8%

29.9%

45.8%

AvrgLoss

5.975%

0.919%

2.036%

10.676%

16.511%

 

Tabel 3. Parameter statistik akibat penam-bahan beban trafik

 

Origin

Traf100

Traf110

Traf125

Traf150

Stdev

0.033884

0.023746

0.051854

0.111342

0.117002

Mean

0.039903

0.005548

0.012557

0.068565

0.106625

stdev12

 

0.000922

0.00138

0.002592

0.002713

Z

 

37.28135

19.82229

-11.0574

-24.594

Z90

 

1.281551

1.281551

1.281551

1.281551

Z95

 

1.644853

1.644853

1.644853

1.644853

Z99

 

2.326342

2.326342

2.326342

2.326342

 

Parameter statistik menunjukkan dengan sangat nyata bahwa rute adaptif dapat memperkecil loss network pada penambahan beban trafik hingga 110% dibandingkan dengan rute statis.

Perhitungan interpolasi menghasilkan informasi bahwa loss network menggunakan rute adaptif yang diusulkan akan tetap lebih kecil dibandingkan dengan rute statis meskipun beban trafiknya ditambah hingga 117.59% dari beban trafik semula.

 

 

 

 

8. Penutup

Hasil pengujian menunjukkan bahwa rute adaptif menggunakan algoritma genetik dapat menurunkan loss network, dan dapat mempertahankan kecilnya loss network meskipun beban network ditambah hingga 117.59%.

 

Penerapan rute adaptif menggunakan algoritma genetik pada network telekomunikasi yang sesungguhnya memerlukan beberapa pertimbangan, di antaranya adalah: kecepatan komputasi oleh mesin agar dapat menghasilkan tabel rute yang tepat dengan cepat; keandalan perangkat NTM sebagai sarana pengumpul data network dan pemberi perintah pengubahan rute pada sentral-sentral telepon.

 

 

 

9. Daftar Referensi

 

[1] Gerald R. Ash, Dynamic routing in telecommunication network, McGraw-Hill, Inc., 1998.

[2] Aaron Kershenbaum, Telecommunications network design algorithms, McGraw-Hill, Inc., 1993.

[3] Andre Girard, Routing and dimensioning in circuit-switched neworks, Addison-Wesley, 1990.

[4] Mitsuo Gen & Runwei Cheng, Genetic algorithms and engineering design, John Wiley & Sons, Inc., 1997.

[5] Zbigniew Michalewicz, Genetic algorithms + data structures = evolution program, 3rd, revised & extended edition, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, NY, 1996.


Minggu, 07 Agustus 2022

Sabtu, 06 Agustus 2022

Asian Para Games

mewakili TELKOM, mas Guruh lapor support TELKOM ke mas Ganjar ..




Closing

..healing..


bersama EOS - engineer on site, salah satu dari puluhan teknisi untuk mendukung event Asian Para Games