Akhirnya aku jadi penyintas Covid setelah awalnya diperoleh hasil PCR Genre RDRP 38 dan Genre HELICASE 36. Namun aku beruntung karena sudah mengikuti program vaksinasi, Vaksin Sinovac 1 25 Mar 21 dan Vaksin Sinovac 2 28 Apr 21.
Setiap hari aku naik sepeda ke kantor, ditambah dua tiga putaran di sekitar lapangan Merdeka dan melintas Gaharu sambil lihat-lihat instalasi kabel internet. Dapatlah jarak 4.5 sampai 8 km. Masuk kantor jam 7.40 persiapan agenda sharing knowledge dengan jadwal jam 08.00.
Sepedaku merk Song of Youth, bukan mau promosi, tapi cocoklah menurut aku. Toh yang penting olahraganya, sepedanya nomor sekian 😊.
Lihat tentang Song of Youth di sini
https://www.youtube.com/watch?v=_jSyt8nL6Og
https://www.youtube.com/watch?v=ZqDFdiaVgdI
Seperti Tetanus dan Cacar aku yakin kita butuh vaksin untuk Covid-19. Karena itu aku menyambut gembira ketika mendapat kesempatan vaksin.
Hal yang penting adalah segera memberitahukan ke rekan-rekan yang kontak erat, yang mungkin tertular juga sehingga mereka akan waspada.
Ini di hari pertama setelah positif covid, saya terapi pakai minyak kayu putih. Awalnya batuk berkepanjangan, uap minyak rasanya tersedot ke paru-paru. Beberapa kali saya ulang lama-lama lebih ringan dan tidak batuk lagi.
Isolasi mandiri— sesuai saran dokter agar tidak menular dan bisa fokus penyembuhan saya ikuti program isolasi mandiri.
Bekal isolasi mandiri juga dapat dari teman-teman yang dengan kebaikannya mengirimkan berbagai macam hal ke kamar.
Mula-mula kena covid itu resah. Karena ada yang baik-baik saja, juga ada yang parah. Sebagai penyaluran keresahan, kutulis surat wasiat dan dititipkan ke teman-teman dekat, kok rasanya lebih plong ...
dan makan yang banyak
Makan yang banyak dan minum obat
Ini juga yang saya lakukan ... mungkin beda-beda setiap orang ya. tapi minum yang banyak menjadi hal yang penting
Pemandangan malam hari dari jendela kaca kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar